Cari :

Kamis, 18 Maret 2010

Bencana,faktor alamkah?atau Manusia?


Bencana alam seperti Banjir bandang,tanah longsor,banjir merupakan hal yang akhir – akhir ini sering terjadi di bumi. Seperti Pada tanggal 23 Februari 2010 pukul 08.00 telah terjadi tanah longsor, di perkebunan teh milik PT. Cakra Dewata yang berlokasi di Kab.Bandung Prov. Jawa Barat . yang mengakibatkan Jumlah penduduk terancam sebanyak 250 jiwa, dan sebanyak 27 rumah, kantor adiministrasi, GOR, mesjid dan sebagian pabrik teh tertimbun longsoran tanah. Atau gempa haiti yang sangat membuat dunia berkabung karena memakan korban sekitar 200 ribu jiwa.
Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu peristiwa fisik, seperti letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan aktivitas manusia. Sehingga dapat disimpulkan bahwa alam dan manusia saling berhubungan dan saling bergantung. Sebagai makhluk hidup yang paling berperan bagi kelangsungan alam diatas bumi, sudah seharusnya manusia siap dengan tiap pergerakan alam. Apa yang alam butuhkan, apa yang alam kita harus Memang kita tidak tahu kapan bencana akan terjadi. Namun,kita dapat mencegah jatuhnya korban akibat bencana alam.
Pada kejadian yang telah lewat baru – baru ini seperti yang dituliskan oleh detikNews.com mengenai gempa Haiti dan gempa Chili kita dapat menyimpulkan bahwa kita bisa memperkecil jatuhnya korban karena bencana alam. Apa kah kalian tahu bahwa jumlah korban gempa 7 SR haiti jauh lebih banyak dibandingkan korban gempa Chili yang berkekuatan 8 SR? Korban tewas akibat gempa di Chili untuk sementara baru mencapai 300 jiwa saja. Di Chili, jumlah orang yang kehilangan rumahnya lebih sedikit dibanding Haiti, kemudian juga jaringan telepon dan komunikasi bisa dipulihkan dalam waktu 5 jam. Seperti dilansir Los Angeles Times, Minggu (28/2/2010), dijelaskan bahwa gempa Haiti terjadi di kedalaman yang lebih dangkal yaitu 10 kilometer dan pusat gempa jaraknya hanya beberapa mil dari wilayah padat penduduk seperti ibukota Port-au-Prince. Sedangkan gempa Chili terjadi di kedalaman yang lebih dalam yaitu sekitar 35 kilometer dan berpusat di lepas pantai yang jarang dihuni warga.Penyebab lainnya, yakni karena Chili relatif sangat siap dalam menghadapi gempa.

Peristiwa tahun 1960 lampau, saat gempa terkuat yang pernah ada berkekuatan 9,5 SR meluluhlantakkan Chili, menjadi pengalaman berharga bagi negara tersebut. Sekolah-sekolah bahkan melakukan latihan gempa rutin bagi para siswanya.Kemudian juga undang-undang di Chili mengharuskan setiap bangunan untuk memiliki konstruksi tahan gempa. Para penyelamat juga telah terlatih dengan baik dan dapat dengan sigap terjun ke lokasi.Sementara Haiti sendiri sejak abad 19 tidak pernah diguncang gempa. Sebagian besar rumah dan bangunan terbuat dari batu bata yang tidak kuat dan konstruksi bangunan seperti ini tentu saja menjadi jebakan maut ketika gempa 7 SR mengguncang Haiti pada 12 Januari lalu. Akibatnya ratusan ribu nyawa melayang dan jutaan lainnya kehilangan tempat tinggal. Satu penyebab lagi adalah tingkat perekonomian kedua negara. Seperti diketahui, Haiti merupakan salah satu negara termiskin di dunia, sedangkan Chili merupakan salah satu negara termakmur.

Kerusakan parah terjadi di ibukota Haiti yang menjadi pusat dari segala aktivitas, namun pemerintah justru 'menghilang' saat gempa terjadi. Peneliti dari USC Earthquake Center, Mark Benthien, menyatakan, gempa di Chili yang terjadi pada Sabtu (27/2) sekitar pukul 03.34 waktu setempat atau pukul 15.34 WIB ini, menyebabkan 512 getaran lebih banyak dibanding gempa Haiti. Hal tersebut menghasilkan keretakan yang lebih besar dengan wilayah lebih luas. Durasi getarannya juga lebih lama. (detikNews.com 28/02/10).
Kejadian ini dapat dijadikan fakta bahwa kita sebagai manusia sebenarnya sangat bisa mencegah jatuhnya korban bencana alam dengan sadar dan siap menghadapi bencana alam yang setiap detik dapat terjadi di sekitar kita. Terutama di Indonesia yang sedang sering – seringnya mendapat bencana sudah seharusnya kita lebih peka dan sadar atas bencana yang terus – terusan terjadi.

sumber :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Home

Categories